Reformasi Kepolisian yang Profesional dan Proporsional

Reformasi Kepolisian yang Profesional dan Proporsional

Sebelumnya saya ingin mengucapkan rasa salut saya pada Pak Kapolri Bambang Hendarso Danuri atas aksi dan sikap yang mencerminkan sifat pemimpin sejati,hal ini saya lihat ketika kapolri dan jajaran tinggi kepolisian hadir dalam rapat dengan komisi III DPR-RI semalam hingga dini hari.Namun itu bukan berarti telah selesai penilaian masyarakat dan citra penegakan hukum di negeri telah kembali normal.Kalau boleh jujur aku sempat berpikir kalau jangan-jangan apa yang menjadi alasan penahanan Bibit dan Chandra M Hamsah benar adanya dan saya yakin banyak diantara kita memiliki pemikiran yang sama.Tapi setelah mendengar keterangan Ary Muladi pada salah satu stasiun tv swasta nasional tokoh yang dikatakan menyerahkan uang kepada kedua pimpinan KPK non aktif Bibit dan Chandra M Hamsah itu mengaku tak pernah memberi uang kepada Bibit dan Chandra.Kita kembali bertanya-tanya ada apalagi ini,siapa yang harus dipercaya?

Kalau menurut hemat saya kalau Polri ingin betul-betul melakukan Reformasi total sebaiknya Polri memulai dari dari instansi kepolisian yang paling sering berhubungan dengan masyarakat yaitu polisi lalu lintas.Mengapa saya katakan demikian karena menurut saya Pencitraan dan penilaian itu kan berasal dari masyarakat.Nah kalau baik pelayanan Polisi lalu lintas kepada masyarakat itu baik maka baik pula citra polisi secara keseluruhan di mata masyarakat.Nah kalau sebaliknya maka kepercayaan masyarakat akan hilang,jadi apapun yang dikatakan pejabat kepolisian hanyalah angin lalu di mata masyarakat.Saya tak ingin berkomentar banyak soal polisi lalu lintas biar masyarakat sendiri yang menilainya.Mungkin ada yang bertanya apa hubungannya ini dengan krisis yang terjadi sekarang ini?Kalau saya boleh katakan ini sangat relevan,karena opini ini terbentuk dari apa yang mereka rasakan pada kehidupan mereka pada hasil interaksi mereka ataupun apa yang mereka lihat di lapangan dengan kepolisian dan instansi kepolisian yang paling sering berinteraksi dengan masyarakat dalam hal ini polisi lalu lintas.Saya berharap pihak kepolisian mau mendengar pendapat saya ini.Dan saya tegaskan pula bahwa tujuan saya menulis ini semua adalah semata-mata untuk membantu pihak kepolisian memberikan pendapat dan masukan yang mungkin bisa membantu Polri dalam melakukan Reformasi kedalam hingga citra Polri kembali baik di mata masyarakat .Saya Cuma ingin menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya tahu mengkritik bila melihat ada masalah tapi juga bisa memberi pendapat dan masukan yang mungkin saja berguna.

Terkadang jawaban atau solusi dari suatu kemelut yang berat sangat dekat terpampang dihadapan kita .Namun terkadang kita terlalu sibuk mempertahankan keangkuhan masing-masing sehingga kita tidak melihatnya.Kepada kita semua yang ingin memberi komentar atau kritik atau bahkan menuduh seseorang atau instansi lain ada penggalan bait lagu dari Ebiet G Ade yang mungkin layak dipertimbangkan :

Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih

Suci lahir dan di dalam bathin

Tengoklah kedalam sebelum bicara

Singkirkan debu yang masih melekat

Singkirkan debu yang masih melekat

Makna dari bait lagu tersebut menurutku adalah bahwa benar kita sebelum berkomentar,mengkritik,bahkan menuduh kita harus menengok kedalam diri kita masing –masing apa tak ada kepentingan tertentu yang saya suarakan,apa saya sudah bersih dari kasus yang akan saya kritisi,apa ini tidak menambah besar persoalan dan malah menambah besar penderitaan kita sendiri?Kita harus buktikan bahwa kita sebagai masyarat dan anak bangsa Indonesia bisa berpendapat dan melakukan kritik secara professional dan proporsional seperti halnya Polri dalam menjalankan tugasnya.Bukankah itu jauh lebih baik ketimbang menghujat yang mencerminkan sikap yang tidak santun.

Saya harap responnya guna membangun bangsa yang bersih dan bermartabat.Mohon maaf bila ada tulisan saya yang dianggap berlebihan dan menyinggung pihak tertentu.

Wassalam.

Halimin

Posted in: Opini,Reformasi kepolisian,Suara hati